Outsourching Pencuri dompet Pengangguran

Mereka menyebut diri mereka  Sebuah PT. Namanya memang indah, nama yang akan meyakinkan para pengangguran frustasi dan putus asa seperti Aku.  PT. Grand Central Hotel dan Resto begitu mereka menulis namanya di iklan situs platform pencari Pekerjaan, yang tentu saja menggunakan website asing yang sepi pengunjung. Dan mereka berhasil meraup  keuntungan kantong dari banyak orang. 

1 April 2022. Apa yang khusus di hari itu,  apakah karena itu adalah April Mop,atau karena itu adalah tepat dua hari setelah ulang tahunku yang ke-27. Hari dimana, selama satu tahun ini, untuk pertama kalinya alarm membangunkanku, setelah sekian lama aku tidak pernah lagi menyetel alarmku. Hari dima aku bangun dengan harapan baru, harapan yang mungkin akan mengubah keadaanku saat ini. Aku bangun pukul 06.00 WIB, aku bergegas dan bersiap - siap, aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki di wardrobe-ku, dan mempersiapkan semua berkas yang diperlukan, sebagai kualifikasi untuk  interview pekerjaan ini. Aku mengaplikasikan skin care  ke wajahku,yang hanya terdiri dari sunscreen, lalu mendatangi kamar temanku yang berjarak satu kamar, aku kesana untuk mengetahui pendapatnya tentang pakaianku dan aku juga bercermin kemudian merias wajah dan merapikan rambutku, karena kebetulan aku sama sekali tidak memilik cermin di kamarku. Aku menaburkan bedak kewajahku, menyapukan stick lipstik kebibirku yang kering setelah itu menebalkan alisku yang berantakan. Aku memakai anting - anting murahan berbentuk daun, dan kemudian melihat diriku di kaca, dan berkata kepada diriku bahwa  aku siap untuk menangkap keberuntungan hari ini. "Semoga sukses" kata teman ku Desi,  dan aku menjawab terimakasih. Sebelum pergi ku periksa lagi semua isi tasku, dan kemudian aku berangkat. Aku berjalan ke  halte bus yang berjarak 600 meter dari kosanku. Aku menunggu selama 15 menit sebelum Busway tiba, Bus berhenti di gerbong tunggu dan aku mengambil posisi duduk dibelakang, aku memeriksa smarthpone-ku dan melihat navigasi yang diberikan perusahaan  kepadaku. Dan aplikasi  Moovit sangat membantuku. Menurut Aplikasi waktu yang akan aku habiskan untuk sampai ketujuanku adalah kurang lebih satu jam tiga puluh menit dengan 2 kali transit.  

Dua puluh menit di dalam bus aku mendapat pesan WA, dari kakaku, aku membukanya, ternyata dia mengirimkanku uang sebesar dua ratus ribu, dia menulis " Selamat ulang tahun dek, pergunakan dengan baik yah"! aku hampir menangis membacanya. Selain karena itu adalah satu satunyan angka yang tertera di E-Bankingku diluar saldo minimumnya juga karena itu adalah kado pertama dan satu- satunya yang aku miliki. 

Aku tiba di halte tujuanku, aku keluar  dan  menuruni tangga, dan  langsung  menuju lokasi yang  tertera di  layar smartphoneku. Aku sempat tersesat, hingga akhirnya aku menemukan gang menuju lokasinya, aku menjumpai seorang satpam  yang berjaga disana untuk meyakinkan arah tujuanku, dan dia menjelaskan dengan singkat dimana lokasi yang akan aku tuju, aku mengucapakan terimakasih kemudia mengikuti konstruksi yang diberi, dan aku pun menemukannya. Itu sebuah bangunan petak  berbentuk ruko dengan 2 lantai, aku menjelaskan  kepada satpam yang berjaga di bangunan tersebut,  maksud kedatanganku dan dia mengantarkanku ke bagian resepsionis, di sana seorang perempuan muda memintaku untuk menunjukan  bukti undangan Wawancara. Dia memberikanku secarik kertas, aku mengisinya dan memberikan surat lamaranku. Aku menunggu beberapa menit dan kemudian aku diarahkan untuk pergi ke lantai dua menemui Ibu Tamara, aku menelusuri  ruangan itu, bukan sebuah tempat yang pantas untuk dikatakan sebuah Office untuk sebuah PT.  Aku tiba di lantai dua, disana terdapat beberapa orang yang sepertinya juga pelamar. Kemudian aku dipersilahkan duduk dihadapan  seorang wanita paru baya, dia tidak memperkenalkan dirinya, tapi aku berasumsi dia adalah orang yang namanya disebutkan di pesan undangan wawancaraku. Kemudian dia mulai berbicara dan menjelaskan benefit yang akan aku dapat ketika sudah bekerja disana,  skema yang sudah aku alami terulang  dan kemudian aku merasakan sebuah de javu. 

Dua Puluh empat jam sebelumnya

Aku berada di dalam bus menuju Jakarta Timur, adalah sebuah lokasi  yang akan aku datangi, untuk Wawancara pekerjaan. Dengan bekal keberanian, tanpa pengetahuan tentang daerah itu, dan dengan bantuan beberapa orang sekitar aku tiba di tempat itu, bangunanan ruko tua dengan 2 lantai, dan aku disambut satpam, dia mengarahkanku untuk masuk kesebuah ruangan kosong yang hanya berisi dua meja  dan 3 orang sedang duduk dibaliknya dan 3 orang pria dengan baju hitam putih yang menghadapa mereka di ujung yang lain. Salah satu orang yang berada di belakang meja menyapaku dan memintaku untuk menyerahkan surat lamaranku. Kemudian dia menyuruhku untuk menunggu sampai namaku dipanggil. Hanya menunggu lima  menit aku diarahkan untuk naik ke lantai dua. Ruangan pertama yang aku temui adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa meja yang diatur sedemikian rupa yang dijadikan meja khusus untuk wawancara, kemudian aku pergi ke ruangan kedua di sana seseorang menunggu ku,  menanyakan nama ku dan menjelaskan tentang pekerjaan dan benefit yang akan aku terima, tanpa menjelaskan perusahaaan apa yang akan mempekerjakanku. Aku menunduk mengerti akan penjelasan HRD tersebut, di akhir penjelasan dia menagih uang sebesar tujuh ratus ribu rupiah, untuk biaya seragam, biaya training dan biaya lain, seketika aku sadar jika aku berada ditempat yang salah. Aku sadar kalau mereka adalah outsourching abal-abal. Akhirnya dengan sopan aku mengundurkan diri. 

Ironinya kejadian yang sama terjadi lagi, di hari berikutnya, yaitu hari ini. Kadang aku berpikir mengapa aku bisa sampai di posisi ini. Di tempat terendah dalam hidupku. Aku pernah menjadi seorang baby sister, menjadi tutor, mentor, guru privat, sosial worker, petani jamur, pelayan, resepsionis, dan pengangguran. Aku selalu melakukan sesuatu yang menurut ku akan menghasilkan uang, dari segalanya ini yang terburuk. Aku hanya ingin bekerja dan itupun aku tidak dapatkan. Mengapa itu juga sulit. 

Jika hari itu aku kembali dengan penuh kesadaran perusahaan pertama yang mewawancara aku adalah komplotan penipu, berbeda dengan hari ini,perusahaan ini hampir berhasil menjebak aku, pada saat itu pikiranku sedang kelabat dan aku hanya berharap aku segera bekerja. Beruntungnya mereka, karena Mereka berhasil membuatku memberi mereka uang sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah dari satu jutah tiga ratus lima puluh ribu rupiah, uang itu adalah DP sebagai tanda aku akan diwawancari oleh orang yang statusnya lebih tinggi.

Setelah aku mentransfer uang kepada akun yang bernama Rudi Cahyadi, kemudian aku diantar kepada orang yang berbeda, seorang pria, orang yang menekanku untuk segera melunasi kekurangan dari Jaminan, bahkan pria itu menyarankanku agar menelepon relasiku untuk meminta pinjaman, yang dengan sukarela aku lakukan, aku mendapatkan pinjaman, kemudian aku menemui pria tersebut. Uang sebesar satu juta bukan uang yang sedikit, hingga aku menahan diri dan berpikir kembali, sebelum aku mengirimkan kekurangan jaminan  sebesar satu juta seratus ribu rupiah, aku memohon untuk melihat  kontrak yang mereka janjikan, dia memberikannya. Aku membacanya, setelah memahaminya, aku sadar bahwa itu adalah surat perjanjian jebakan, disana tertulis bahwa aku sebagai pihak kedua akan mengikat kerja sama dengan perusahaan mereka sebagai pihak pertama, dengan kata lain aku tidak mengikat kerjasama dengan perusahaan tempat aku akan dipekerjakan. Disana sama sekali tidak dituliskan tentang benefit - benefit yang mereka telah paparkan. mendapatkan gaji diatas UMR, mendapat Jaminan kesehatan, mendapatkan uang makan, dan benyak lagi.

Aku hanya satu dari puluhan korban mereka, hanya dalam kurun waktu  satu hari aku mengalami hal yang sama, dua nama perusahaan yang berbeda, tetapi motif yang sama. Penipu-penipu seperti mereka bukan alunan lagu baru, mereka dengan percaya diri menyatakan diri mereka bahwa mereka legal, dan mereka dengan terang - terangan menyatakkan diri mereka melalui situs kerja yang dapat di akses siapa saja. Aku hanya ingin bekerja, Aku punya kompetensi dan pengalaman, dan sayang sekali dengan itu pun aku harus membayar harga dulu. 

Pada akhirnya aku pulang dengan hati yang tidak tenang dan membiarkan mereka mengambil uang ku sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah. Uang yang aku telah rencanakan untuk membelikan diriku sendiri sebuah kado yang ke 27 tahun.Aku hanya berharap aku akan mendapatkan lebih dari itu, mungkin pekerjaan yang selama ini aku harapkan.

Comments

Popular posts from this blog

Stinkhorn mushroom

Perempuan perempuan Bali1

Hujan November