RUMAH PINTU MERAH

Drama adalah kerangka yang tepat untuk mengisi kronologi sejarah keluargaku, dengan  pemain  tanpa rekayasa,aktor yang  tidak perlu sekolah untuk mengembangkan karakter masing masing. Saat semua anggota keluarga berkumpul adengan mulai bermain.  


Ketika memasuki rumah berpintu merah tidak perlu  televisi untuk mengisi kekosongan, berdiri di depan pintu merah dan selamat datang di drama Pintu Merah, bahkan penonton dapat ikut andil  membuat perannya sendiri. Realitas adalah sebuah omong kosong belaka yang menggambarkan  kekacauan di rumah berpintuh merah. Suami pembohong, istri  Gila, anak sulung Bodoh dan anak bungsu pembangkang. 
 
Rumah merah adalah sebuah rumah yang di bangun dari ketiadaan dan kerja keras, satu - satunya rumah tua yang berada di daerah itu. rumah itu sudah mengalami bayak retorasi dibangun sejak perusahaan minyak Amerika Caltex membangun kejayaannya di  Riau Tanah Melayu. Pembangunan Rumah Pintu Merah dimulai dari hasil kerja keras nenek moyang si suami. 

Pada Tahun 1959  Moyang Si suami, Lim,  bekerja di perusahaan Tambang minyak Gas sebagai penghubung antara prospektor dan orang orang pribumi,  para prospektor tersebut warga asing yang berasal dari Negri Paman SAM. Lim bertugas sebagai penerjemah bahasa dari bahasa penduduk asli  sakai  ke bahasa Indonesia. Lim bukan orang sakai dia adalah orang perantauan yang datang dari Medan Deli, meskipun Lim sendiri adalah orang Melayu, tetapi Lim tidak begitu di terima oleh masyarakat Sakai. Hanya belum lama  setelah para orang - orang asing mulai mendekati penduduk asli Lim baru mulai diakui sebagai bagian dari masyarakat sana. 

Tujuan para prospektor tidak banyak mereka hanya mengingkan  beberapa ruas lahan hutan,  sebagian dari areal tersebut adalah lahan yang akan dijadikan sumur minyak dan sebagian lagi akan dijadikan jalan perantara areal sumur minyak dengan sumur minyak yang lain. Jalan perantara itu sekarang menjadi satun-satunya akses keluar bagi masyarakat pedalaman atau penduduk yang membuka lahan untuk dijadikan lapangan pertanian.   

Para prospektor tidak begitu menyukai Lim, menurut mereka Lim itu manusia paling kikir dan buruk  seperti babi kerakusan yang tidak tau caranya berhenti. Pada awalnya mereka tidak menyadari hal itu, para prospektor menginginkan pencarian mereka berhasil dan membangun titik - titik sumur yang strategis dan membutuhkan seorang yang bisa menjadi penghubung dengan penduduk asli. Disinilah Lim hadir dan menjadi titik balik kehidupan Lim.

Lim ahli bernegosiasi, suatu saat seseorang pernah datang ke rumahnya dan memohon untuk mengeluarkanya dari masalah sengketa tanah yang sudah bertahun tahun berlangsung. Anak tertua  pemilik tanah itu menjual tanahnya kepada Kancil dengan harga yang sangat  murah,  Kancil tidak mengetahui  kalau tanah itu adalah tanah warisan, dia menerima tawaran dari anak tertua itu hanya dengan sebuah surat keterangan kepemilikan dari dari desa. sejak saat itu kancil mulai bercocok tanam disana. Sepuluh tahun kemudian anak tertua pemilik rumah itu meninggal, keluarganya mendatangi Kancil dan meminta kancil tidak boleh bercocok tanam lagi disana karena tanah warisan itu akan di jual ke seorang kaya raya. keributan demi keribuatan berlangsung hampir dalam satu tahun, hingga akhirnya Kancil mendatangi Lim dan meminta bantuan kepadanya. Kancil menjanjikan akan menikahkan putrinya kepada Lim jika Lim dapat menyelesaikan masalahnya. saat itu  Lim adalah lajangtua dan dia memang membuthkan seorang perempuan yang bisa memasak di dapurnya dan menghangatkan kasurnya.  

Dua hari setelah Kancil mengunjungi Lim, Pada minggu pagi Lim mendatangi rumah keluarga pemilik tanah sengketa itu, dan menjelaskan maksud kedatangannya. pada awalnya Lim di cercah oleh keluarga itu, sampai Lim mengatakan sesuatu yang membuat mereka semua terdiam, dengan wajah pucat pasih satu satunya pria di rumah itu menundukkan kepalanya, dan tidak berbicara apa pun sampai Lim keluar dari rumah itu.

Lim seketika mendatangi Kancil dan menyampaikan bahwa keluarga itu tidak akan pernah mendatangi Kancil lagi dengan syarat setengah dari tanah sengketa itu menjadi milik Lim. Begitulah Lim mendapatkan seorang  istri dan sebidang tanah yang akan menjadi lahan untuk mendirikan rumah pintu merah. Lima tahun kemudian kesohoran nama Lim sebagia ahli negoisasi sampai ketelinga para prospektor Asing itu, dan  


Comments

Popular posts from this blog

Stinkhorn mushroom

Perempuan perempuan Bali1

Hujan November